Tak Selalu Pelosok, Ini 5 Kasus Gizi Buruk di Perkotaan
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2019/01/25/481/2009395/tak-selalu-pelosok-ini-5-kasus-gizi-buruk-di-perkotaan-v22z3tHJ3a.jpeg)
Setiap tanggal 25 Januari selalu diperingati sebagai Hari Gizi Nasional. Hingga saat ini, tak bisa dipungkiri masalah gizi di Indonesia masih cukup besar. Salah satunya beban gizi ganda yaitu malnutrisi dan kelebihan nutrisi.
Malnutrisi atau gizi buruk memiliki dampak negatif seperti busung lapar dan stunting. Sedangkan kelebihan nutrisi dapat membawa masalah obesitas yang berkaitan dengan penyakit tidak menular. Saat ini, fokus pemerintah lebih ke menuntaskan masalah malnutrisi. Sebab kelebihan nutrisi dapat dicegah melalui kesadaran masyarakat dan kampanye untuk melakukan gizi seimbang.
Sementara itu, tak jarang masyarakat yang menganggap bila persoalan gizi buruk hanya terjadi pada masyarakat pedesaan. Tapi nyatanya, masalah ini juga bisa terjadi di perkotaan lantaran kesalahan orangtua memberikan asupan makanan kepada anaknya. Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Bambang Brodjonegoro, masalah gizi tidak hanya terbatas pada ketersediaan pangan yang ada di pasar, tetapi juga kepada pengetahuan dan kesadaran di masyarakat.
Maka tak heran bila masalah gizi buruk juga ada di daerah perkotaan. Okezone telah merangkum kasus-kasus gizi buruk di perkotaan, Jumat (25/1/2019). Berikut ulasannya :
1. Selly Adelia Putri
Anak perempuan berusia 7 tahun ini mengalami gizi buruk karena kurang perhatian dari orangtua. Selly Adelia Putri tinggal bersama sang kakak, Putra yang masih belia di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Ibunya sudah meninggal serta ayahnya meninggalkan dia dan kakaknya. Putra berusaha kerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan gizi adiknya namun masih belum cukup. Hal itulah yang membuat Selly harus terkena gizi buruk. Dirinya sempat dirawat di RSUD Koja karena kondisinya yang memerhatikan.
2. Bocah berinisial ASN
Mendapatkan predikat kota layak anak ternyata tidak serta merta membuat Surabaya bebas dari masalah gizi buruk. Seorang bocah berinisial ASN sempat viral di media sosial karena kondisinya yang memprihatinkan. Seharusnya ia duduk di kelas 3 SD, namun sudah dua tahun terakhir ASN hanya bisa terbaring dan duduk di kamar. Dia diduga mengalami gizi buruk. Pada usia 7 tahun, ia sempat terserang demam tinggi dan tak kunjung turun. Sejak saat itulah kondisinya menjadi lemah.
(Foto: Ilustrasi)
3. Rahmat
Seorang anak dari Kota Serang mengalami perkembangan yang terlambat. Di usianya yang sudah menginjak 3 tahun, Rahmat masih belum bisa berjalan dan duduk. Dirinya hanya bisa menangis dan menjerit. Orangtuanya mengetahui bila Rahmat mengalami gizi buruk. Hanya saja karena keterbatasan ekonomi, mereka belum bisa membawanya untuk berobat dan mendapatkan penanganan lebih lanjut.
4. Jessica Damar
Gadis kecil bernama Jessica Damar dari Kecamatan Lembeh Utara, Kota Bitung mengalami gizi buruk saat usinya 2 tahun. Dia merupakan anak dari korban perceraian orangtua. Ibunya yang mencoba bekerja serabutan belum mampu memenuhi kebutuhan gizi anaknya. Atas kondisinya itu, Jessica sempat dirawat di RSUD Bitung.
5. Sri Kinandari
Bocah berusia 2 tahun dari Kota Tangerang Selatan juga mengalami gizi buruk. Sri Kinandari berasal dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan. Orangtuanya sudah berusaha mendapatkan penanganan dari Puskesmas setempat. Namun memang mereka belum bisa memberikan gizi yang layak kepada anaknya.
Follow Berita Okezone di Google News
(hel)