Hati-Hati, Gaya Hidup Sebabkan Remaja Usia 20-25 tahun Rawan Alami Nyeri Punggung
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2018/10/30/481/1971183/hati-hati-gaya-hidup-sebabkan-remaja-usia-20-25-tahun-rawan-alami-nyeri-punggung-Z6XYgkAZAd.jpg)
NYERI tulang belakang rentan dihadapi siapa saja, baik tua atau muda. Peneliti Indonesia pun tengah menguji coba keakuratan pengobatan stem cell (sel punca) yang dinilai efektif.
Ahli Tulang belakang Dr dr Rahyusalim, SpOT(K) dari Universitas Indonesia menjelaskan, studi pengobatan sel punca masenkimal dilakukan untuk melihat efek baiknya, untuk mengobati diskus vertebralis (penyempitan saraf) tulang belakang.
"Kita tahu bahwa gangguan diskus vertebralis menyebebabkan nyeri tulang belakang sebensar 60-70%. Itu karena proses degenerasi, yang mana penderitanya mengeluh sakit pinggang atau nyeri di bagian kaki," ujarnya saat ditemui di Okezone di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Kunjungi Raja dan Ratu Tonga, Lagi-Lagi Netizen Kritik Gestur Meghan Markle
Dia meyakini bahwa terapi sel punca dapat bekerja membentu meregenerasi saraf, baik dengan memperbaiki kadar air atau strukturnya kembali normal. Sementara itu, untuk masalah grade lanjut akan bisa menyatukan dua tulang yang bergeser atau tidak stabil jadi kembali berfungsi.
Dia menjelaskan, nyeri tulang belakang banyak sekali pemicunya. Seperti osteorathritis, osteoporosis, atau masalah lifestyle yang sembarangan. Umumnya, kaum remaja dewasa usia 20-25 tahun rentan mengalaminya. Namun dengan pengobatan stem cell, dapat meregenerasi sel saraf di bagian tulang belakang tersebut.
"Pegobatan stem cell ini bisa untuk seluruh umur. Metode penelitiannya nanti bakal diterapkan pada orang-orang yang punya masalah nyeri tulang belakang, usianya 20-65 tahun," paparnya.
Namun, untuk dana yang dibutuhkan sangatlah besar. Beruntung dia berhasil memenangkan kompetisi yang oleh Ristekdikti-Kalbe Science Awards 2018.
Baca Juga: Rekan Satu Grup Terlibat Kecelakaan, Pramugari Ini Tulis Pesan Mengharukan
Dia mengajukan dana sebesar Rp500 juta untuk melakukan studi ini. Sementara itu, perusahaan farmasi terbesar di Indonesia itu telah mengucurkan dana riset sebesar Rp1,6 miliar, untuk para peneliti lainnya yang bermanfaat untuk memajukan kesehatan masyarakat nantinya.
Nantinya, dr Rahyu akan melibatkan 6 pasien dengan masalah diskus vertebralis itu yang mulanya di-screening. Kemudian, studinya bakal dibuktikan lebih lanjut selama setahun ke depan.
"Caranya ambil sel punca masenkim dari tali pusat yang sehat milik ibu hamil yang melahirkan. Kalau lolos skrining, nanti dikultur dan disuntikkan ke tulang belakang. setiap step-nya diberi jangka waktu dua mingguan," terang dia.
Setelah berhasil, dia akan menerapkan metode pengobatan ini karena dianggap efektif. Di samping itu, terapi ini dianggap minim efek samping dan aman dilakukan oleh siapa saja.
Follow Berita Okezone di Google News
(mrt)