Mengerikan! Pria Ini Tewas Setelah Otaknya Dimakan Ameba
![$detail['images_title']](https://img.okezone.com/content/2018/10/17/481/1965040/mengerikan-pria-ini-tewas-setelah-otaknya-dimakan-ameba-0y3OqFDng8.jpg)
DI dunia ini memang terdapat berbagai macam penyakit yang mematikan dan sulit untuk terdeteksi. Terkadang, gejalanya pun tidak terdeteksi dengan jelas, hanya seperti gejala penyakit pada umumnya.
Baru-baru ini, terjadi sebuah kasus di mana seorang pria berusia 29 tahun terjangkit penyakit aneh, dan meninggal setelah berkunjung di sebuah taman Waco, Texas.
Lelaki bernama Abrizio Stabile tersebut merasa tidak enak badan saat memotong rumput halamannya. Awalnya, memang gejalanya hanya seperti sakit kepala biasa, namun dalam waktu singkat dia pun tidak bisa bangun dari tempat tidur. Nahas, saat dilarikan ke rumah sakit, Dokter menemukan adanya kerusakan pada otaknya dan sudah tidak bisa diselamatkan.
Baca Juga: Berwajah Mirip Singa, Transformasi Pria Asal India Ini Manglingi
Mengutip laman Popsci, Jakarta, Rabu (16/10/2018), ternyata pria tersebut terjangkit sebuah ameba pemakan otak yang disebut Naegleria fowleri. Fowleri dapat memasuki tubuh manusia melalui rongga hidung, dan akan menempel pada saraf penciuman lalu bermigrasi ke otak.
Karena memakan otak, maka hal itu menyebabkan peradangan yang mungkin sering dikenal meningitis. Istilah meningitis berarti peradangan pada meninges, selaput yang mengelilingi otak dan tulang belakang.
Pada titik tertentu jika Anda mendapat vaksin meningitis, Anda bisa terlindungi dari tiga jenis meningitis bakteri. Virus, parasit, jamur, dan amuba juga bisa menyebabkan peradangan ini.
Salah satu sumber ini dapat mematikan, tetapi meningitis amuba umumnya lebih berbahaya daripada varietas virus atau bakteri, karena tidak ada pengobatan yang jelas.
Baca Juga: Aurel Hermansyah Tampil Seksi dengan Dress Hijau Neon, Lekuk Tubuhnya Menggoda!
Melihat cara kerja Amoeba, ketika tumbuh berkembang biak maka dia akan memakan jaringan saraf. Selain kerusakan yang ditimbulkan tersebut, Fowleri juga menginduksi peradangan, nekrosis atau kematian jaringan dan peradangan internal.
Follow Berita Okezone di Google News