Share

Semakin Merah Semakin Mantab saat Kerokan Ternyata Salah Kaprah!

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Jum'at 06 Oktober 2017 10:15 WIB
$detail['images_title']
Kerokan (Foto: Dokter Sehat)

MASYARAKAT Indonesia sangat dekat dengan yang namanya kerokan. Cara tradisional itu dianggap ampuh mengusir masuk angin. 

Namun, secara medis, metode itu masih diperdebatkan. Sebab, praktik kerokan dianggap negatif, karena merupakan perusakan jaringan kulit. Kondisi ini memungkinkan kulit belakang Anda akhirnya merah-merah yang dianggap sebagai cara hilangnya “angin” dari dalam tubuh.

Di lain sisi, anggapan terbukanya pori-pori kulit dianggap baik agar sirkulasi udara di kulit menjadi lebih baik. Itu juga yang akhirnya membuat pembuluh darah bisa berjalan lebih lancar.

Tapi, bagaimana sih sebetulnya pandangan medis menilai semakin merah Anda dikerok, semakin manjur pengobatan.

(VIRAL! Kisah Orangtua Non Muslim Antar Anaknya ke KUA untuk Masuk Islam)

Dijelaskan Dokter Umum dr. Dety Nirbita, sebetulnya kerokan itu boleh-boleh saja. Asal, tetap memerhatikan beberapa kaidah kesehatan. ”Kerokan sebenarnya boleh saja, tetapi perlu diperhatikan juga caranya,” terang dr. Dety pada Okezone saat diwawancari melalui telepon, Jumat (6/10/2017). Kerokan biasa dilakukan ketika seseorang merasakan masuk angin. Masuk angin sendiri belum ada penjelasan bahasa medis. Namun, bisa diketahui sebagai penurunan suhu tubuh.

(Baca Juga: Mengenal Terapi Alami Kerokan dari Berbagai Dunia)

Suhu tubuh turun itu akibat dari terpapar angin sebagian, bukan karena menurunnya suhu udara secara alami. Akibatnya, pada titik-titik syaraf tertentu menimbulkan rangsang dan mempengaruhi organ dalam. Suhu badan yang turun itu membuat pembuluh darah menyempit atau berkontraksi. Kerokan dilakukan untuk melebarkan pembuluh darah sehingga suhu tubuh bisa naik.

Orang yang terkena masuk angin biasanya merasakan pegal, otot terasa kaku, pusing, hingga mual. Karena kerokan dianggap mampu menyembuhkan, biasanya orang yang pernah melakukan, cenderung merasa ketagihan. Meskipun tidak sedikit juga yang merasa kapok dan tidak ingin mengulangi karena sakit.

”Kerokan sebaiknya tidak menimbulkan rasa perih yang berlebih, tujuannya kan bukan untuk menyakiti. Makanya, anggapan semakin merah, semakin mantab itu sepertinya kurang tepat,” ujar dokter muda itu.

(Baca Juga: Bahaya Kerokan bagi Ibu Hamil)

Kerokan menggunakan koin juga ada yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah kebersihan dan kehalusan koin yang dipakai. Jangan sampai akhirnya koin tersebut malah membuat lecet kulit yang akhirnya malah membuat iritasi serius di permukaan kulit. Kebersihan koin penting karena ketika pori-pori kulit terbuka, dan terjadi gesekan dengan koin, koin yang kotor malah menghantarkan bakteri masuk ke dalam kulit.

Dr. Dety melanjutkan, karena efek dari kerokan adalah warna merah di kulit, sebaiknya itu tidak sampai membuat Anda kesakitan. Sebetulnya, hanya dengan diurut dengan sedikit tenaga lebih, gejala dari masuk angin itu bisa sedikit teratasi. Tidak sampai bikin merah kulit.

(Baca Juga: Musim Hujan Sering Masuk Angin, Ingat 4 Hal Ini Sebelum Kerokan!)

Follow Berita Okezone di Google News

(ful)

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.