Share

Belajar dari Kasus Bayi Debora, Sistem Perlindungan Anak di Bidang Kesehatan Tak Bisa Disepelekan!

Vessy Frizona, Jurnalis · Senin 18 September 2017 17:53 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi (Foto: Goodnessme)

ANAK Indonesia adalah generasi penerus bangsa yang harus dilindungi dan diselamatkan. Nyawa satu anak Indonesia sangat berharga dan menentukan arah masa depan bangsa nantinya.

Kasus kematian bayi Tiara Debora pada 3 September 2017 cukup memberi pelajaran kepada semua pihak, baik orangtua, rumah sakit, dan pemerintah dalam memberi layanan kesehatan terbaik untuk anak. Sebab, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Dr. Susanto, MA., mengatakan bahwa salah satu hak anak yang harus dipenuhi adalah mendapat pelayanan kesehatan yang baik.

BACA JUGA:

Bayi Debora meninggal pada usia 4 bulan, kepergiannya meninggalkan cerita pilu. Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat, tempat bayi Debora dirawat dituduh telah melalaikan pasien. Pihak keluarga menganggap rumah sakit tidak menangani pasien sesuai prosedur (menelantarkan) hingga meninggal dunia.

Dari kasus tersebut, pihak KPAI dari komisioner bidang kesehatan meminta klarifikasi kepada pihak Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres atas tindakan apa saja yang telah dilakukan ketika menangani perawatan bayi Debora.

“Tujuannya KPAI ingin memperbaiki sistem perlindungan anak di bidang kesehatan sesuai konferensi hak anak yang ada. Maka jika ditemukan sistem jaminan kesehatan untuk anak yang tidak baik, dapat segera diperbaiki. Semoga kasus ini menjadi pintu masuk untuk memperbaiki layanan kesehatan anak,” kata Susanto saat konfresi pers pemanggilan pihak RS. Mitra Keluarga di kantor KPAI Jakarta Pusat, Senin (18/9/2017).

Dalam kesempatan yang sama, Komisioner Bidang Kesehatan dan NAPZA KPAI, Sitti Hikmawatty mengatakan, nyawa anak Indonesia tidak boleh disepelekan. Sejauh ini KPAI melihat bahwa sistem jaminan kesehatan untuk anak belum terakomodir dengan baik.

“Untuk memperbaiki sistem pelayanan kesehatan anak Indonesia, kami membutuhkan rekomendasi internasional sebagai acuan. Beberapa di antaranya adalah Jerman, Belanda, dan Korea Selatan,” ujar Sitti.

BACA JUGA:

Menurutnya negara-negara tersebut memiliki kesadaran dan sudah memberi pelayanan baik untuk anak. Hal itu bisa dilihat dari angka kematian anak yang rendah. Penanganan yang mereka lakukan lebih komperhensif dan sudah stabil.

Follow Berita Okezone di Google News

(dno)

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.